Seputar Mata Minus dan Mata Silinder

Bulan Juli tahun lalu saya pernah cerita tentang kacamata trus bagaimana perkembangan yang terjadi tahun ini??? Postingan tahun lalu saya tulis tanggal 20 Juli, skrg tanggal 18 Juli *beda 2 hari aja* saya akan cerita tentang kacamata juga.

Kacamata yang lama *tahun lalu* saya gunakan adalah :

Kiri : silinder = 0.75 dan minus = 0

Kanan : silinder = 1.00 dan minus = 0

Jadi mata saya tidak minus tapi silinder, kekekeke…

Pada saat menemani adik ganti kacamatanya yang hilang, saya iseng2 periksa juga dan… saya mendapatkan hasil :

Kiri : silinder = 1.25 dan minus = 1.25

Kanan : silinder = 1.00 dan minus = 0.75



Waaaaaaaaaa…skrg mata saya ada minusnya..Hiks! *pengaruh kah karena rajin ng-blog* Tapi alhamdulillah, setidaknya ukuran silinder n minusnya tidak besar *semoga tidak bertambah* dan saya masih nyaman dengan kacamata lama *alasan gak ganti kacamata*, hehehehe…

Ketika kita melihat seseorang menggunakan kacamata, apa yg sering kita tanyakan??

“Matanya minus berapa??”

Begitu bukan? Ntah apa sebabnya orang lebih sering menganggap mata yang tidak normal *pake kacamata* dianggap matanya minus. Padahal belum tentu minus.

Saya sendiri sering dilontarkan pertanyaan seperti itu. Jawaban yang saya berikan biasanya seperti ini :

“Tidak ada minus, hanya silinder”

Jawaban tersebut malah menimbulkan pertanyaan baru lagi..

“Silinder itu gmn?”

Nah loh??? Emangnya orang yang pake kacamata hanya karena matanya minus?! Ya gak lah. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.



Seperti itulah kondisi mata minus jika melihat jarak jauh. Mata minus disebut sebagai myopia, yaitu pandangan kabur atau blur pada saat melihat detail jarak jauh.

Selanjutnya lihat lagi gambar berikut :





Selain mata minus ada juga mata silinder, yaitu gejala blur ke arah tertentu, tidak seperti minus yang blurnya sama ke segala arah 360°.Patokan silinder ini gejalanya berbeda-beda, diukur dari titik pusat konsentris antara 0 hingga 180°.

Menurut cerita di sini ada beberapa kelainan reflaksi yang sering dijumpai :

· Miopia
Kelainan sering diistilahkan rabun jauh. Terjadi karena sistem optik yang sangat kuat pembiasannya, sehingga fokus bayangan benda yang dilihat akan jatuh di depan retina. Kelainan ini bisa dikoreksi dengan lensa minus. Oleh sebab itu, mata miopia dikenal sebagai mata minus.

· Hipermetropia
Kalau yang ini dikenal dengan istilah rabun dekat. Apa yang terjadi pada rabun dekat merupakan kebalikan dari miopia, yaitu sistem optik yang terlalu lemah sehingga fokus dari bayangan benda yang dilihat akan jatuh di belakang retina. Kelainan ini harus dikoreksi dengan lensa plus sehingga fokusnya maju ke posisi normal.

· Astigmatisme
Kelainan ini tidak hanya meliputi masalah bagaimana fokus bayangan dibentuk, karena fokus benda yang dilihat terpecah menjadi dua bayangan. Biasanya astimagtisme terjadi karena lengkung datar kornea dan lengkung tegak kornea tidak simetris. Keadaaan ini bisa dianalogikan dengan lengkungan pada sendok. Pada satu sisi ada yang landai sedangkan sisi lainnya terjal. Kalau sistem optik atau suatu lensa terlalu melengkung/terjal maka cahaya yang terbias melalu retina menjadi terlalu dekat. Sedangkan lengkung yang landai membuat fokusnya menjadi terlalu jauh. Akhirnya, imej atau citraan yang jatuh jadi terpecah dua.

Nah, kelainan ini yang oleh orang awam disebut sebagai mata silinder. Namun, terminologi mata silinder ternyata tak tepat karena sebenarnya bukan matanya yang silinder tetapi lensa yang fungsinya mengoreksi keadaan astigmatisme itulah yang bersifat silinder. Jadi, yang ada lensa silinder bukan mata silinder. Kasus astigmatisme banyak dijumpai pada orang Asia.

· Kombinasi Kelainan

Kelainan lensa silinder bisa dibarengi dengan kelainan mata minus atau plus. Kalau kelainan astigmatisme berbarengan dengan kelainan rabun dekat, maka fokus benda yang terlihat terpecah menjadi dua dan jatuhnya di depan retina. Gangguan ini bisa diatasi dengan lensa silinder yang disatukan dengan lensa minus. Sedangkan bila dibarengi rabun jauh, fokus benda yang terpecah akan jatuh di belakang retina. Gangguan seperti ini dapat diatasi dengan lensa silinder yang disatukan dengan lensa plus.

Sekarang sudah lebih jelas apa itu minus n silinder. Saya tambah lagi cerita tentang silinder…

Penderita mata silinder menurut dokter sebagian besarnya karena ‘genetik’ atau turunan. Tidak akan mengganggu apabila tidak ada stressornya. Komputer merupakan salah satu stressor sehingga orang yang secara genetik memiliki mata silinder akan mulai merasakan ketidaknyamanan, karena kerusakan yang semakin besar. Pada orang yang matanya normal, bagian hitam terkecil yang ada di kornea mata berbentuk lingkaran. Pada penderita mata silinder, kerusakan berada di lingkaran tersebut, sehingga bentuknya bukan lagi lingkaran. Hal ini menyebabkan mata tidak menangkap cahaya yang memantulkan ’sesuatu/benda’ dengan baik. Itu sebabnya penderita mata silindris tidak bisa melihat suatu objek secara focus. Cahaya yang masuk dipantulkan tidak tegak lurus ke objek.

Cukuplah cerita tentang mata minus dan silinder…Kesimpulannya mata saya sekarang kombinasi kelainan.

Semoga bermanfaat..

0 Response to "Seputar Mata Minus dan Mata Silinder"