Malaria merupakan penyakit infeksi yang secara umum merupakan penyebab kesakitan dan kematian di dunia. Diperkirakan kasus malaria berkisar antara 300-500 juta kasus/tahun dan diduga lebih dari 3 juta orang meninggal per tahunnya, terutama penderita non-imun dan anak berusia <5 tahun. Masalah malaria ini bertambah berat karena timbulnya galur yang resisten terhadap obat malaria dan adanya nyamuk yang resisten terhadap insektisida. Dilaporkan, 85% kasus resistensi diakibatkan oleh P. falciparum.
Kasus resistensi terhadap klorokuin pertama kali dilaporkan terjadi di Thailand dan Kolumbia yang diduga disebabkan oleh detoksifikasi heme atau terbentuknya senyawa toksik obat-heme. Akhir-akhir ini, dilaporkan juga bahwa P. falciparum juga resistensi terhadap kombinasi pirimetamin dan sulfa-doksin, serta kuinin dan meflokuin.
Namun, dengan adanya perkembangan metodelogi canggih, seperti kultur galur plasmodium uji resistensi individual serta DNA karakteristik untuk malaria, akan dapat memberikan kemungkinan perbaikan penggunaan obat-obatan antimalaria.
Penanganan yang baik terhadap malaria sangat diperlukan, seperti hal-hal yang bersifat praktis, yaitu menghilangkan sumber nyamuk dengan atau tanpa insektisida yang tepat, menggunakan obat secara rasional serta penggunaan vaksin.
Vaksin Spf66 (1991) memang baru dikembangkan, namun cukup memberikan gambaran basil yang memuaskan. Untuk dapat mengerti kerja dan penggunaan obat malaria yang rasional, perlu dimengerti: (1) dasar biologi plasmodium; (2) diagnosis yang tepat; (3) tujuan pengobatan (pelancong atau nonpelancong) termasuk dosis, frekuensi, cara dan lamanya pemberian, interaksi obat, serta kontraindikasi; dan (4) resistensi obat.
Beberapa obat malaria baru telah dikembangkan di Cina, misalnya derivat Qing-haosu yang merupakan derivat alkton seskuiterpen, seperti artemisin, artemeter, dan artesunat, di Amerika, misalnya halofantrin (derivat 9 fenantren metanol), serta di Inggris, misalnya atovaquone yang selama ini diberikan untuk pengobatan Pneurnocystis carinii pneumonia telah dicobakan untuk mengatasi malaria akut yang dikombinasikan dengan kloroguanid.
Kumpulan Kuliah Farmakologi, Oleh Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI
0 Response to "Obat Malaria: Penyakit Infeksi"
Post a Comment