Kesehatan Tidur Untuk Indonesia Yang Lebih Baik

Pernahkah Anda merasa sulit berkonsentrasi saat bekerja? Atau melakukan kesalahan-kesalahan kecil yang bodoh, seperti tak sengaja menghapus file penting atau meninggalkan kunci tergantung di mobil? Atau untuk sekedar menyelesaikan satu proposal saja Anda perlu merevisi berulang-ulang hingga makan waktu berjam-jam? Atau semua serba salah, serba bodoh, serba tak pantas, serba kurang…? Atau sedikit kritik sudah menyinggung, sedikit gesekan pun sudah membuat emosi meledak?

Kurang Tidur

Terlalu lelah untuk berkonsentrasi, terlalu lelah untuk mendengarkan masukan.. Apakah ketika menghadapi hal-hal ini Anda mempertimbangkan tidur sebagai penyebab atau solusinya? Sepertinya tidak.
Masyarakat Indonesia masih mencari solusinya pada stimulan seperti kafein, minuman penambah energi atau suplemen multi vitamin. Padahal jawabannya sederhana saja, perhatikan kesehatan tidur! Perilaku konsumsi stimulan secara membabi buta atas nama produktivitas amat berbahaya. Kesehatan tidur tidak anti stimulan, tetapi lebih menyarankan agar penggunaan stimulan dilakukan dengan bijak sesuai dengan kebutuhan dan detak jam biologis tubuh kita. Stimulan hanyalah penunda kantuk, tanpa mengembalikan kemampuan otak untuk berpikir, mengingat atau menganalisa. Karena, sampai saat ini masih belum ada satu pun zat yang dapat menggantikan efek restoratif tidur.

Kesehatan tidur masih diremehkan di Indonesia. Tak lain penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan tidur. Apalagi masih banyak pandangan-pandangan keliru tentang tidur. Misalkan pandangan bahwa tidur merupakan cermin perilaku pemalas. Atau pandangan lain yang menilai tidur sebagai tak ada gunanya. Padahal 1/3 hidup manusia dilalui dalam keadaan tidur, jika tidur tak berguna mungkin kita harus mempersalahkan proses penciptaan!

Gangguan tidur misalnya, tidak dilihat dari seberapa mudah kita tidur. Tetapi justru lebih penting, bagaimana kita berfungsi di siang hari. Jika kita bangun segar bugar penuh semangat, lalu sepanjang hari cekatan menghadapi segala tantangan, tanpa perlu bantuan stimulan untuk sekedar terjaga, artinya tidur kita sehat! Kualitas manusia seperti inilah yang diperlukan agar Indonesia menjadi lebih baik.

Tetapi kenyataan berkata lain. Sehari-hari kita dihadapkan pada zombie-zombie yang bergentayangan dengan beban utang tidur menggelayut mata. Tanpa sadar, banyak diantara kita selalu berada dalam kondisi kurang tidur, yang semakin hari semakin memprihatinkan. Setiap hari kita bertaruh nyawa mengendara di jalan dengan rasa lelah dan kewaspadaan nol.
Tak jarang, kita pun terpaksa memasrahkan hidup pada orang-orang yang kurang tidur. Mulai dari supir angkot atau pengemudi ojek yang tak hati-hati dan emosional, pada dokter dengan jam praktek terlalu panjang, hingga pada para pemimpin yang tertidur di ruang-ruang sidang. Kondisi kurang tidur akan membatasi kemampuan kita untuk menganalisa masalah, menerima masukan dan mengambil keputusan dengan tepat. Coba saja untuk bermain catur setelah tak tidur semalaman, bagaimana rasanya?
Semua ini menjadi penting pada profesi yang bertanggung jawab atas hidup orang lain. Dokter yang keputusannya menentukan kesembuhan pasien, pilot yang bertanggung jawab atas keselamatan penumpang, pemimpin perusahaan yang menentukan kesejahteraan banyak pegawai atau para pembuat kebijakan negara yang menentukan harkat hidup orang banyak.
Bagaimana mungkin kebijakan brilian bisa dilahirkan dari para pemimpin lamban dan tidak bisa menerima masukan? Kemampuan kognitif, mental dan stabilitas emosional seseorang amat ditentukan oleh kualitas dan durasi tidur.

Masalah Sosial

Gangguan tidur rupanya sudah semakin memprihatinkan. Kualitas manusia memang ditentukan oleh lingkungan dan pendidikan. Tetapi secara internal, tidur yang sehat juga membantu memberikan kualitas manusia yang baik. Kualitas manusia Indonesia yang unggul tak akan didapatkan dari generasi pesta yang tak memedulikan tidur.

Generasi muda, menghadapi bahaya. Sebuah penelitian di Virginia membandingkan dua sekolah. Satu sekolah dimundurkan jam masuknya sementara yang lain tetap. Hasilnya angka kecelakaan lalu lintas pada sekolah yang dimundurkan jam masuknya jadi jauh berkurang.
Merujuk pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh peneliti tidur di kelompok usia dewasa muda, Mary Caskadon, dengan memundurkan jam masuk sekolah tampak bahwa prestasi akademis dan olah raga siswa meningkat, sementara kenakalan remaja merosot! Mengejutkan, karena perpanjangan jam tidur hingga sesuai dengan jam biologis remaja juga memperbaiki suasana emosinya.

Pada kelompok usia dewasa, tingkat stres dan performa kerja juga banyak dipengaruhi tidur. Sekelompok orang dewasa yang tak pernah merasa kurang tidur menjalani penelitian dan diminta untuk perlahan menambah jam tidur mereka. Hasilnya, setelah beberapa waktu menambah jam tidur mereka mengaku jauh lebih produktif dari biasanya dan lebih bahagia!

Gangguan Tidur

Gangguan tidur sudah terlalu lama dianggap sebagai insomnia semata. Padahal ada gejala gangguan tidur lain yang lebih memprihatinkan: hipersomnia. Hipersomnia atau kantuk berlebihan, menyebabkan penderitanya selalu bangun tak segar dan mudah mengantuk sepanjang hari.

Insomnia dan hipersomnia masih merupakan gejala. Penyakitnya sendiri bisa terbagi lagi dalam berbagai kategori. Tepatnya kira-kira ada seratusan gangguan tidur yang diklasifikasikan dalam the International Classification of Sleep Disorder.

Apapun gangguan tidurnya, akibatnya menurunkan kualitas hidup penderitanya. Mulai dari kantuk sepanjang hari, kualitas emosi yang buruk hingga disfungsi seksual.

Mendengkur misalnya, masyarakat Indonesia mengetahui dengkuran sebagai tidur yang nyenyak. Padahal ngorok bisa jadi merupakan tanda adanya henti nafas saat tidur, sleep apnea. Henti nafas, ini pun berakibat langsung pada banyak penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit-penyakit jantung, stroke hingga kematian. Namun sayangnya belum banyak dokter yang peduli dengan gangguan tidur nan berbahaya ini. Padahal peringkat penderita penyakit jantung dan pembuluh darah serta diabetes di Indonesia terus merangkak naik.

Indonesia Sadar Tidur Sehat
Untuk itu @IDTidurSehat hadir hendak membawa perubahan. Perubahan pandangan akan pentingnya aktivitas malam yang seolah tak aktif ini. @IDTidurSehat ingin menyampaikan satu rantai kecil yang kurang dari rangkaian kemajuan Indonesia. Kesehatan tidur akan menjadi tenaga baru bagi pencegahan berbagai penyakit berbahaya. Dengannya tentu biaya pengobatan dapat semakin ditekan. Dengan tidur yang lebih sehat, anak-anak kita juaga mempunyai lebih banyak waktu untuk mengembangkan potensi-potensinya selama tidur.

Demi Indonesia yang lebih baik, kita membutuhkan tenaga yang bugar, sehat dan kemampuan otak yang brilian.

Demi Indonesia yang lebih baik, kita perlu tidur lebih sehat.

Dr. Andreas Prasadja, RPSGT
http://forum.vivanews.com

0 Response to "Kesehatan Tidur Untuk Indonesia Yang Lebih Baik"