Diet rendah karbohidrat belakangan ini sangat populer karena sering diberitakan sukses menjaga kelangsingan kaum selebriti kelas A. Para selebriti ini difoto dengan tubuh superlangsing. Tak heran, masyarakat mati-matian ingin meniru diet ala pesohor Hollywood ini. Amankah diet ini untuk jangka panjang? Simak baik-baik artikel berikut ini.
Jennifer Aniston adalah penganut diet rendah karbohidrat yang setia. Dipadu yoga dan olahraga, ia berhasil membentuk tubuhnya jadi superlangsing. Bintang jelita Catherine Zeta Jones pernah membuat kagum jutaan perempuan ketika dalam waktu relatif singkat mampu langsing kembali setelah melahirkan. Catherine melakukan diet rendah karbohidrat digabung olahraga.
Mantan anggota Spice Girl, Geri Halliwel, juga masuk dalam golongan selebriti penganut diet rendah karbohidrat. Dipadu yoga, diet itu membuat Geri berhasil mengubah badannya yang sedikit berisi menjadi ekstra langsing. Diet rendah karbohidrat ini juga berhasil melangsingkan tubuh aktris cantik Gwyneth Paltrow.
Penampilan tubuh yang langsing adalah segalanya buat para bintang film terkenal sejagat ini. Sebab penghasilan mereka ditentukan oleh tubuh langsing itu. Mereka sangat mengandalkan diet rendah karbohidrat karena bisa secara kilat menurunkan berat badan.
Bau mulut
Pada dasarnya diet rendah karbohidrat memotong semua pasokan karbohidrat, tapi meningkatkan asupan protein dan lemak. Jadi pelaku diet hanya mengonsumsi sedikit atau tidak sama sekali pasta, roti, dan nasi. Sebaliknya mereka meningkatkan konsumsi daging, keju, dan mentega.
Diet rendah karbohidrat punya teori bahwa pola makan yang mengndung sedikit karbohidrat menyebabkan pengurangan produksi insulin di dalam tubuh. "Pengurangan insulin ini menyebabkan tubuh menggunakan sumber energi yang berasal dari lemak dan protein dalam otot, " kata Juliette Kellow, RD, ahli gizi dari Inggris yang kerap menulis untuk harian Daily Mirror.
Menurut Kellow, tujuan diet rendah karbohidrat adalah memaksa tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Tubuh lantas memproduksi "tubuh keton" untuk memberi energi bagian tubuh yang tidak bisa menggunakan lemak sebagai sumber energi. Contohnya, otak dan sel-sel darah merah.
Ketika hal ini terjadi, yang bersangkutan disebut berada dalam keadaan ketosis. Cirinya adalah bau napas yang mirip aseton, pembersih cat kuku. Dalam keadaan seperti ini biasanya si pelaku diet mengalami pusing-pusing dan kelelahan.
Tubuh loyo
Dalam jangka pendek, diet rendah karbohidrat ini memang cepat menurunkan berat badan. Namun, menurut Kellow, bobot yang berhasil dienyahkan dari dalam tubuh itu terdiri atas air dan jaringan otot, bukannya lemak yang jumlahnya harus dikurangi.
Padahal, berkurangnya massa otot ini justru merugikan tubuh kita. Jaringan otot itu sebenarnya adalah "mesin" tubuh yang secara aktif membakar kalori meskipun kita sedang istirahat.
Massa otot yang terus berkurang itu akan menyebabkan penurunan jumlah kalori yang dibakar. Ini artinya penurunan jumlah kalori yang dibutuhkan untuk menjaga berat badan yang langsing.
Parahnya, kondisi ini akan membuat penurunan berat badan jadi makin sulit ketika kita berhenti melakukan diet rendah karbohidrat. Sudah makan sedikit, berat badan tak juga turun.
Dokter ahli gizi tidak setuju dengan diet rendah karbohidrat ini, meski tetap populer. Diet rendah karbohidrat ini diduga bakal menyebabkan efek yoyo bagi pelakunya. Efek yoyo artinya diet ini berhasil menurunkan berat badan, namun dalam waktu singkat berat badan naik lebih dari yang diturunkan. Efek yoyo ini membuat kesehatan tubuh jadi lebih berisiko di masa depan.
Berisiko gagal ginjal dan serangan jantung
American Heart Association juga tidak setuju dengan diet rendah karbohidrat karena sebagai gantinya adalah konsumsi makanan berlemak. Padahal, lemak jenuh membuat berisiko terkena serangan jantung. Prinsip diet rendah karbohidrat ini menurut para ahli gizi juga menyalahi prinsip makan sehat. Tubuh jadi kekurangan banyak vitamin, mineral, dan serat, karena dalam diet rendah karbohidrat ada batasan jumlah untuk asupan sayur dan buah.
Gagal ginjal bisa mengancam pelaku diet ini. Pasalnya, mengonsumsi terlalu banyak protein menekan kerja ginjal. Konsumsi protein tinggi juga membuat tubuh melepas lebih banyak kalsium lewat urin, sehingga berisiko osteoporosis dan menderita batu ginjal.
Diet rendah karbohidrat tinggi protein berisiko kanker, mengingat karbohidrat yang dihindari itu mengandung vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang bisa memerangi kanker.
Kondisi ketosis gara-gara mengurangi karbohidrat membahayakan tubuh. Diet ini membuat tubuh membakar lemak, bukannya glukosa dari karbohidrat sebagai sumber energi. Ketosis membuat tubuh membentuk zat bernama keton, yang dapat menyebabkan gagal organ dan memicu terjadinya gout, batu ginjal, atau gagal ginjal.
Memang penurunan berat badan yang aman dan sehat tidak bisa secepat kilat. Butuh waktu dan kesabaran untuk menurunkan berat badan yang sehat. Selain itu, juga dibutuhkan perubahan gaya hidup dengan makan secukupnya, lengkap mengandung vitamin, mineral, serat, dan lemak, karbohidrat, dan protein. Olahraga akan menyempurnakan dan mempercepat penurunan berat badan.
Otak Butuh Karbohidrat
Diet rendah karbohidrat memperlakukan karbohidrat seperti setan yang harus dijauhi. Karbohidrat dianggap sebagai sumber pembentukan lemak tubuh dan kelebihan berat badan.
Populernya diet rendah karbohidrat membuat banyak orang takut mengonsumsi karbohidrat. Tak sedikit yang berpikir karbohidrat itu jahat, menyebabkan kegemukan. Mereka lantas menghindari nasi dan sumber karbohidrat lain.
Tentu saja pemikiran ini terlalu menyederhanakan permasalahan. Karbohidrat, menurut para ahli gizi, merupakan bagian penting dalam pola makan gizi seimbang. Karbohidrat dibutuhkan untuk memberi energi bagi aktivitas fisik dan berjalannya organ tubuh.
"Otak membutuhkan energi dari karbohidrat. Kalau ingin produktivitas baik, sebelum bekerja, sebaiknya sarapan. Di pagi dan siang hari otak paling banyak dipakai," kata Dr. Murjiah Dinarto, MSc, dokter ahli gizi dari Puan Boutique Clinic, Jakarta.
Jenis karbohidrat
Sumber karbohidrat dalam roti putih, nasi putih, roti-rotian, minuman soda bergula, dan makanan manis yang diproses memang menyebabkan kenaikan berat badan. Sebaliknya, sumber karbohidrat seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan, buah, sayur, tidak mengganggu proses penurunan berat badan. Malah sumber karbohidrat ini punya bonus menyehatkan tubuh.
Pembangun dasar karbohidrat adalah molekul gula, yang terdiri molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat ini dipisahkan menjadi dua kelompok utama.
Kelompok pertama adalah karbohidrat sederhana, terdiri dari gula buah (fruktosa), gula jagung (dekstrosa atau glukosa), gula putih (sukrosa). Kelompok kedua adalah karbohidrat kompleks yang sering dipandang lebih sehat untuk dimakan.
Ketika kita mengonsumsi karbohidrat, sistem pencernaan memecahnya menjadi gula yang akan langsung masuk ke peredaran darah. Ketika kadar gula darah naik, pankreas mengeluarkan insulin, hormon yang memberi tanda sel untuk menyerap gula sebagai sumber energi atau disimpan.
Karena terserap menjadi energi, kadar gula darah turun. Ketika itulah sel dalam pankreas mengeluarkan glukagon, hormon yang memberi tahu hati untuk mengeluarkan gula yang disimpan. Insulin dan glukagon inilah yang menjaga agar seluruh sel dalam tubuh kita, terutama otak, punya pasokan gula darah yang cukup.
Sumber serat
Serat yang juga ada dalam makanan sumber karbohidrat tidak dapat dipecah menjadi molekul gula. Karena itu, serat terus masuk ke pencernaan tak tercena.
Serat yang larut dalam air mengikat lemak yang ada di usus dan membuangnya lewat buang air besar, sehingga menurunkan kadar kolesterol jahat LDL. Serat juga membantu tubuh merasa kenyang lebih lama dan menjadikan gula darah terkendali.
Pada penderita diabetes, proses penyerapan gula tidak bekerjfi dengan baik karena terganggunya produksi insulin. Pada penderita diabetes tipe-2 atau diabetes yang timbul di usia dewasa, penyakit ini dimulai dengan tidak responsifnya sel tubuh terhadap sinyal dari insulin.
Kondisi ini juga dikenal dengan resistensi insulin, yang menyebabkan kondisi gula darah dan insulin tetap tinggi setelah makan. Lama kelamaan produksi insulin melambat dan akhirnya berhenti.
Resistensi insulin ini tidak hanya berakar pada masalah gula darah. Resistensi insulin juga terjadi karena tekanan darah tinggi, kadar trigliserida tinggi, kadar kolesterol baik rendah, dan kelebihan berat badan.
Semua kombinasi masalah ini diberi nama sindrom metabolik. Sendiri dan bersama sindrom metabolik, resistensi insulin menyebabkan diabetes, penyakit jantung, dan mungkin kanker.
Faktor keturunan, gaya hidup kurang gerak, kelebihan berat badan, kebanyakan karbohidrat olahan mempercepat resistensi insulin. Data penelitian Insulin Resistance Atherosclerosis yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition tahun 2003 terungkap, mengurangi karbohidrat sederhana seperti dalam gula, roti putih, kue-kue manis, serta menambah konsumsi karbohidrat kompleks seperti biji-bijian, nasi merah, atau roti gandum, dapat memperbaiki sensitivitas insulin.
Indeks glikemik
Sebuah sistem baru yang disebut indeks glikemik lebih mudah dijadikan patokan untuk menilai pengaruh cepatnya karbohidrat menaikkan gula darah dibanding hanya menggolongkan. Makanan dengan glikemik tinggi seperti roti putih, cepat menaikkan kadar gula darah. Sebaliknya, makanan seperti oat dicerna lebih lambat dan perlahan dalam menaikkan gula darah.
Makanan dengan nilai 70 ke atas digolongkan sebagai makanan dengan indeks glikemik tinggi, sedangkan nilai 55 ke bawah memiliki indeks glikemik rendah.
Satu faktor paling penting dalam menentukan tinggi rendahnya indeks glikemik adalah seberapa banyak makanan itu diproses. Menggiling biji-bijian seperti beras dapat menghilangkan kandungan serat, vitamin, dan mineralnya. Yang tertinggal hanya kandungan tepungnya saja.
Pola makan yang tinggi indeks glikemik punya risiko menderita diabetes, sakit jantung, kegemukan, kanker kolorektal. Sebaliknya, makanan dengan indeks glikemik rendah membantu mengontrol diabetes tipe-2 dan menurunkan berat badan.
Makanan dengan indeks glikemik rendah ini misalnya biji-bijian yang masih utuh, kacang-kacangan, sayur, buah. Makanan ini tak dapat dibantah, bagus untuk kesehatan.
Jennifer Aniston adalah penganut diet rendah karbohidrat yang setia. Dipadu yoga dan olahraga, ia berhasil membentuk tubuhnya jadi superlangsing. Bintang jelita Catherine Zeta Jones pernah membuat kagum jutaan perempuan ketika dalam waktu relatif singkat mampu langsing kembali setelah melahirkan. Catherine melakukan diet rendah karbohidrat digabung olahraga.
Mantan anggota Spice Girl, Geri Halliwel, juga masuk dalam golongan selebriti penganut diet rendah karbohidrat. Dipadu yoga, diet itu membuat Geri berhasil mengubah badannya yang sedikit berisi menjadi ekstra langsing. Diet rendah karbohidrat ini juga berhasil melangsingkan tubuh aktris cantik Gwyneth Paltrow.
Penampilan tubuh yang langsing adalah segalanya buat para bintang film terkenal sejagat ini. Sebab penghasilan mereka ditentukan oleh tubuh langsing itu. Mereka sangat mengandalkan diet rendah karbohidrat karena bisa secara kilat menurunkan berat badan.
Bau mulut
Pada dasarnya diet rendah karbohidrat memotong semua pasokan karbohidrat, tapi meningkatkan asupan protein dan lemak. Jadi pelaku diet hanya mengonsumsi sedikit atau tidak sama sekali pasta, roti, dan nasi. Sebaliknya mereka meningkatkan konsumsi daging, keju, dan mentega.
Diet rendah karbohidrat punya teori bahwa pola makan yang mengndung sedikit karbohidrat menyebabkan pengurangan produksi insulin di dalam tubuh. "Pengurangan insulin ini menyebabkan tubuh menggunakan sumber energi yang berasal dari lemak dan protein dalam otot, " kata Juliette Kellow, RD, ahli gizi dari Inggris yang kerap menulis untuk harian Daily Mirror.
Menurut Kellow, tujuan diet rendah karbohidrat adalah memaksa tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Tubuh lantas memproduksi "tubuh keton" untuk memberi energi bagian tubuh yang tidak bisa menggunakan lemak sebagai sumber energi. Contohnya, otak dan sel-sel darah merah.
Ketika hal ini terjadi, yang bersangkutan disebut berada dalam keadaan ketosis. Cirinya adalah bau napas yang mirip aseton, pembersih cat kuku. Dalam keadaan seperti ini biasanya si pelaku diet mengalami pusing-pusing dan kelelahan.
Tubuh loyo
Dalam jangka pendek, diet rendah karbohidrat ini memang cepat menurunkan berat badan. Namun, menurut Kellow, bobot yang berhasil dienyahkan dari dalam tubuh itu terdiri atas air dan jaringan otot, bukannya lemak yang jumlahnya harus dikurangi.
Padahal, berkurangnya massa otot ini justru merugikan tubuh kita. Jaringan otot itu sebenarnya adalah "mesin" tubuh yang secara aktif membakar kalori meskipun kita sedang istirahat.
Massa otot yang terus berkurang itu akan menyebabkan penurunan jumlah kalori yang dibakar. Ini artinya penurunan jumlah kalori yang dibutuhkan untuk menjaga berat badan yang langsing.
Parahnya, kondisi ini akan membuat penurunan berat badan jadi makin sulit ketika kita berhenti melakukan diet rendah karbohidrat. Sudah makan sedikit, berat badan tak juga turun.
Dokter ahli gizi tidak setuju dengan diet rendah karbohidrat ini, meski tetap populer. Diet rendah karbohidrat ini diduga bakal menyebabkan efek yoyo bagi pelakunya. Efek yoyo artinya diet ini berhasil menurunkan berat badan, namun dalam waktu singkat berat badan naik lebih dari yang diturunkan. Efek yoyo ini membuat kesehatan tubuh jadi lebih berisiko di masa depan.
Berisiko gagal ginjal dan serangan jantung
American Heart Association juga tidak setuju dengan diet rendah karbohidrat karena sebagai gantinya adalah konsumsi makanan berlemak. Padahal, lemak jenuh membuat berisiko terkena serangan jantung. Prinsip diet rendah karbohidrat ini menurut para ahli gizi juga menyalahi prinsip makan sehat. Tubuh jadi kekurangan banyak vitamin, mineral, dan serat, karena dalam diet rendah karbohidrat ada batasan jumlah untuk asupan sayur dan buah.
Gagal ginjal bisa mengancam pelaku diet ini. Pasalnya, mengonsumsi terlalu banyak protein menekan kerja ginjal. Konsumsi protein tinggi juga membuat tubuh melepas lebih banyak kalsium lewat urin, sehingga berisiko osteoporosis dan menderita batu ginjal.
Diet rendah karbohidrat tinggi protein berisiko kanker, mengingat karbohidrat yang dihindari itu mengandung vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang bisa memerangi kanker.
Kondisi ketosis gara-gara mengurangi karbohidrat membahayakan tubuh. Diet ini membuat tubuh membakar lemak, bukannya glukosa dari karbohidrat sebagai sumber energi. Ketosis membuat tubuh membentuk zat bernama keton, yang dapat menyebabkan gagal organ dan memicu terjadinya gout, batu ginjal, atau gagal ginjal.
Memang penurunan berat badan yang aman dan sehat tidak bisa secepat kilat. Butuh waktu dan kesabaran untuk menurunkan berat badan yang sehat. Selain itu, juga dibutuhkan perubahan gaya hidup dengan makan secukupnya, lengkap mengandung vitamin, mineral, serat, dan lemak, karbohidrat, dan protein. Olahraga akan menyempurnakan dan mempercepat penurunan berat badan.
Otak Butuh Karbohidrat
Diet rendah karbohidrat memperlakukan karbohidrat seperti setan yang harus dijauhi. Karbohidrat dianggap sebagai sumber pembentukan lemak tubuh dan kelebihan berat badan.
Populernya diet rendah karbohidrat membuat banyak orang takut mengonsumsi karbohidrat. Tak sedikit yang berpikir karbohidrat itu jahat, menyebabkan kegemukan. Mereka lantas menghindari nasi dan sumber karbohidrat lain.
Tentu saja pemikiran ini terlalu menyederhanakan permasalahan. Karbohidrat, menurut para ahli gizi, merupakan bagian penting dalam pola makan gizi seimbang. Karbohidrat dibutuhkan untuk memberi energi bagi aktivitas fisik dan berjalannya organ tubuh.
"Otak membutuhkan energi dari karbohidrat. Kalau ingin produktivitas baik, sebelum bekerja, sebaiknya sarapan. Di pagi dan siang hari otak paling banyak dipakai," kata Dr. Murjiah Dinarto, MSc, dokter ahli gizi dari Puan Boutique Clinic, Jakarta.
Jenis karbohidrat
Sumber karbohidrat dalam roti putih, nasi putih, roti-rotian, minuman soda bergula, dan makanan manis yang diproses memang menyebabkan kenaikan berat badan. Sebaliknya, sumber karbohidrat seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan, buah, sayur, tidak mengganggu proses penurunan berat badan. Malah sumber karbohidrat ini punya bonus menyehatkan tubuh.
Pembangun dasar karbohidrat adalah molekul gula, yang terdiri molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Karbohidrat ini dipisahkan menjadi dua kelompok utama.
Kelompok pertama adalah karbohidrat sederhana, terdiri dari gula buah (fruktosa), gula jagung (dekstrosa atau glukosa), gula putih (sukrosa). Kelompok kedua adalah karbohidrat kompleks yang sering dipandang lebih sehat untuk dimakan.
Ketika kita mengonsumsi karbohidrat, sistem pencernaan memecahnya menjadi gula yang akan langsung masuk ke peredaran darah. Ketika kadar gula darah naik, pankreas mengeluarkan insulin, hormon yang memberi tanda sel untuk menyerap gula sebagai sumber energi atau disimpan.
Karena terserap menjadi energi, kadar gula darah turun. Ketika itulah sel dalam pankreas mengeluarkan glukagon, hormon yang memberi tahu hati untuk mengeluarkan gula yang disimpan. Insulin dan glukagon inilah yang menjaga agar seluruh sel dalam tubuh kita, terutama otak, punya pasokan gula darah yang cukup.
Sumber serat
Serat yang juga ada dalam makanan sumber karbohidrat tidak dapat dipecah menjadi molekul gula. Karena itu, serat terus masuk ke pencernaan tak tercena.
Serat yang larut dalam air mengikat lemak yang ada di usus dan membuangnya lewat buang air besar, sehingga menurunkan kadar kolesterol jahat LDL. Serat juga membantu tubuh merasa kenyang lebih lama dan menjadikan gula darah terkendali.
Pada penderita diabetes, proses penyerapan gula tidak bekerjfi dengan baik karena terganggunya produksi insulin. Pada penderita diabetes tipe-2 atau diabetes yang timbul di usia dewasa, penyakit ini dimulai dengan tidak responsifnya sel tubuh terhadap sinyal dari insulin.
Kondisi ini juga dikenal dengan resistensi insulin, yang menyebabkan kondisi gula darah dan insulin tetap tinggi setelah makan. Lama kelamaan produksi insulin melambat dan akhirnya berhenti.
Resistensi insulin ini tidak hanya berakar pada masalah gula darah. Resistensi insulin juga terjadi karena tekanan darah tinggi, kadar trigliserida tinggi, kadar kolesterol baik rendah, dan kelebihan berat badan.
Semua kombinasi masalah ini diberi nama sindrom metabolik. Sendiri dan bersama sindrom metabolik, resistensi insulin menyebabkan diabetes, penyakit jantung, dan mungkin kanker.
Faktor keturunan, gaya hidup kurang gerak, kelebihan berat badan, kebanyakan karbohidrat olahan mempercepat resistensi insulin. Data penelitian Insulin Resistance Atherosclerosis yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition tahun 2003 terungkap, mengurangi karbohidrat sederhana seperti dalam gula, roti putih, kue-kue manis, serta menambah konsumsi karbohidrat kompleks seperti biji-bijian, nasi merah, atau roti gandum, dapat memperbaiki sensitivitas insulin.
Indeks glikemik
Sebuah sistem baru yang disebut indeks glikemik lebih mudah dijadikan patokan untuk menilai pengaruh cepatnya karbohidrat menaikkan gula darah dibanding hanya menggolongkan. Makanan dengan glikemik tinggi seperti roti putih, cepat menaikkan kadar gula darah. Sebaliknya, makanan seperti oat dicerna lebih lambat dan perlahan dalam menaikkan gula darah.
Makanan dengan nilai 70 ke atas digolongkan sebagai makanan dengan indeks glikemik tinggi, sedangkan nilai 55 ke bawah memiliki indeks glikemik rendah.
Satu faktor paling penting dalam menentukan tinggi rendahnya indeks glikemik adalah seberapa banyak makanan itu diproses. Menggiling biji-bijian seperti beras dapat menghilangkan kandungan serat, vitamin, dan mineralnya. Yang tertinggal hanya kandungan tepungnya saja.
Pola makan yang tinggi indeks glikemik punya risiko menderita diabetes, sakit jantung, kegemukan, kanker kolorektal. Sebaliknya, makanan dengan indeks glikemik rendah membantu mengontrol diabetes tipe-2 dan menurunkan berat badan.
Makanan dengan indeks glikemik rendah ini misalnya biji-bijian yang masih utuh, kacang-kacangan, sayur, buah. Makanan ini tak dapat dibantah, bagus untuk kesehatan.
0 Response to "LANGSING DENGAN DIET KARBOHIDRAT?"
Post a Comment