Hampir seluruh dunia mengakui Cina merupakan negara kaya dengan beragam bahan alami yang dipercaya mampu mendongkrak stamina. Lihat saja betapa atlet-atlet Negeri Tirai Bambu mampu berprestasi di tingkat internasional, dengan mengandalkan khasiat beragam bahan alami agar berstamina prima. Apa saja semua itu?
Hampir di setiap ajang Olimpiade digelar, atlet-atlet Cina selalu mampu bersaing, bahkan berhasil memecahkan beberapa rekor dunia. Tak hanya itu, sejarah juga mencatat, Cina memiliki sumber daya alam luar biasa berbagai sumber alami yang mampu meningkatkan stamina dan tubuh bugar. Kenyataan inilah yang kemudian melahirkan beragam cerita yang berkembang hingga sekarang dan tersebar ke penjuru dunia.
Hal ini tentu tidak terlalu mengejutkan karena sudah menjadi tradisi bahwa pengobatan tradisional Cina memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya batas antara makanan dan obat-obatan sangat kabur. Banyak tanaman obat yang digunakan untuk memasak dan banyak makanan memiliki sifat obat.
Doping jamur
Dalam sejarahnya, obat-obatan tradisional didasarkan pada resep rahasia yang diturunkan dari generasi ke generasi. Salah satu ramuan tradisional asal Cina yang berasal dari produk daging babi yang telah dikeringkan diyakini memiliki kandungan clostebol, sejenis zat aktif bersifat doping, penambah stamina. Ada beberapa jenis herba atau tanaman obat yang diyakini mampu meningkatkan stamina seperti cordyceps, tanaman semak Eleutherococcus senticosis, dan jamur lingzhi.
Seperti diungkapkan DR. Quentin Chen, ahli kedokteran Cina dari Wellness Traditional Medicine, Sydney, Australia, salah satu kunci kehebatan atlet-atlet Cina adalah kemampuannya menjaga stamina, meski telah menjalani latihan yang menguras tenaga. Rahasianya adalah jamur cordyceps.
Jamur yang juga disebut dengan Cordyceps sinensis ini merupakan jamur yang tumbuh liar di daerah barat daya Cina. Dalam bahasa Cina, tumbuhan tersebut dinamakan Dong Chong Yia Cao atau winter warm summer grass, yang berarti herbal musim dingin dengan kehangatan musim panas.
Cordyceps secara tradisional diolah dengan cara direbus dengan daging bebek dan rempah-rempah lainnya. Air rebusannya kemudian diminum atau dijadikan sup.
Selain lezat, sup ini juga penuh khasiat. llmu pengobatan tradisional Cina menganjurkan konsumsi jamur ini untuk menguatkan stamina dan tenaga, serta meningkatkan fungsi seksual.
Mengutip Quentin Chen yang juga mempelajari dan meneliti jamur ini sejak beberapa tahun lalu, di Cina permintaan akan cordyceps ini selalu meningkat setiap tahunnya. Apalagi setelah beberapa fakta medis mengungkapkan bahwa keberhasilan para atlet Cina meraih prestasi tertinggi salah satunya karena konsumsi jamur jenis ini.
Menurut peraih gelar doktor medis Barat sekaligus pengobatan tradisional Cina dari Sydney University clan WIT University Melbourne ini, penelitian yang dilakukan terhadap kelompok lansia, orang biasa, serta para atlet menunjukkan adanya peningkatan ketahanan dan kemampuan aerobik, serta metabolisme tubuh, setelah mereka mengonsumsi suplemen cordyceps.
Berbeda dengan kafein atau ephedrine, mycelia cordyceps tidak merangsang susunan saraf pusat. "Energi yang dihasilkan berasal dari metabolisme oksigen. Penelitian terhadap atlet pria menunjukkan peningkatan suplai oksigen dari jantung ke otot serta mengurangi kadar asam laktat, sehingga energi lebih banyak dihasilkan," kata Quentin.
Wujiaseng dan Lingzhi
Selain jamur cordyceps, bahan alami lain yang biasa dimanfaatkan bangsa Tiongkok untuk menjaga stamina adalah herba bernama Eleutherococcus senticosis (wujiaseng atau ciwuja dalam bahasa Cina) dengan bahan aktif ciwujianosides. Herba ini termasuk spesies kecil, semak berkayu dalam keluarga asli Araliaceae yang hidup di daratan Cina. Kemampuannya diidentikkan dengan gingseng.
Tiga bahan aktif di dalam wujiaseng, yakni ginsenosides, eleutherosides, dan ciwujianosides merupakan komponen utama yang disebutkan dapat memberikan efek antistres. Dengan demikian, dapat membantu atlet meningkatkan stamina serta mengurangi rasa letih, sehingga disimpulkan dapat meningkatkan performa dan stamina.
Jamur Lingzhi
Jamur lingzhi, dalam buku pengobatan Tiongkok kuno dijuluki "Jamur dewa" dan menempatkannya pada peringkat pertama di antara seluruh bahan obat yang dikenal saat itu (baik dari golongan hewan, tumbuhan, maupun bahan lainnya). Lingzhi (nama lainnya reishi) aman dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak-anak, bahkan wanita hamil, dalam kondisi sehat maupun sakit.
Secara garis besar terdapat enam jenis lingzhi yang dibedakan berdasar warnanya, yaitu lingzhi merah (berkhasiat terutama untuk gangguan kesehatan yang berkaitan dengan organ jantung dan pembuluh darah), ungu (untuk gangguan yang berkaitan dengan persendian), hijau (untuk lever), putih (untuk paru-paru dan kulit), kuning (untuk limpa), hitam (untuk ginjal dan otak).
Lingzhi juga memiliki aroma khas (langu dalam bahasa Jawa), sisi atas payung berwarna merah mengilat, semakin ke tepi warnanya semakin muda. Tepinya berwarna putih, begitu juga sisi bawahnya.
Meski setiap jenis memiliki khasiat utama pada organ yang berbeda, secara umum semua jenis lingzhi berfungsi sebagai adaptogen yang mampu menormalkan berbagai gangguan fungsi tubuh. Kemampuannya memperbaiki baiki sirkulasi darah ikut meningkatkan kandungan oksigen dalam sel.
Kadar oksigen yang tinggi inilah yang menjadikan tubuh tetap segar berstamina. Jamur ini juga sering dimanfaatkan untuk melawan kanker.
Taichi dan Chikung Bisa Juga
Selain memanfatkan khasiat herba, orang Cina juga pintar mengolahraga dan jiwa dalam menjaga stamina, di antaranya taichi dan chikung. Sebuah studi klinis di Amerika melaporkan, senam taichi mampu memberikan energi alami yang membuat tubuh tetap bugar sehingga stamina selalu prima.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Traditional Therapy, November lalu, diungkapkan bahwa efek positif taichi terasa meski baru latihan sehari. Latihan taichi dinilai mampu membantu menjaga keseimbangan dan ketenangan, setelah melakukan gerakan sederhana selama 8 minggu.
Taichi juga terbukti meningkatkan kerja organ, bernapas lebih baik, penderita insomnia bisa tidur lebih mudah, mengurangi stres, dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi situasi sulit. Akibat langsung dari taichi adalah meningkatkan kekuatan, stamina, dan kelenturan.
Latihan chikung juga dinilai mampu memberikan sekaligus mengoptimalkan kemampuan tubuh. Seperti dijelaskan penggiat ilmu kesehatan Timur dari Bandung, Sunjaya Tanujaya, latihan chikung memanfaatkan energi chi, di dunia Barat disebut bioelektrik.
Stamina menurun dan penyakit akan datang bila metabolisme chi terganggu. Chikung mampu mengembalikan keseimbangan chi agar sistem pencernaan, pernapasan, sendi, dan peredaran darah kembali normal, sehingga stamina bisa optimal.
Sumber: Senior
Hampir di setiap ajang Olimpiade digelar, atlet-atlet Cina selalu mampu bersaing, bahkan berhasil memecahkan beberapa rekor dunia. Tak hanya itu, sejarah juga mencatat, Cina memiliki sumber daya alam luar biasa berbagai sumber alami yang mampu meningkatkan stamina dan tubuh bugar. Kenyataan inilah yang kemudian melahirkan beragam cerita yang berkembang hingga sekarang dan tersebar ke penjuru dunia.
Hal ini tentu tidak terlalu mengejutkan karena sudah menjadi tradisi bahwa pengobatan tradisional Cina memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya batas antara makanan dan obat-obatan sangat kabur. Banyak tanaman obat yang digunakan untuk memasak dan banyak makanan memiliki sifat obat.
Doping jamur
Dalam sejarahnya, obat-obatan tradisional didasarkan pada resep rahasia yang diturunkan dari generasi ke generasi. Salah satu ramuan tradisional asal Cina yang berasal dari produk daging babi yang telah dikeringkan diyakini memiliki kandungan clostebol, sejenis zat aktif bersifat doping, penambah stamina. Ada beberapa jenis herba atau tanaman obat yang diyakini mampu meningkatkan stamina seperti cordyceps, tanaman semak Eleutherococcus senticosis, dan jamur lingzhi.
Seperti diungkapkan DR. Quentin Chen, ahli kedokteran Cina dari Wellness Traditional Medicine, Sydney, Australia, salah satu kunci kehebatan atlet-atlet Cina adalah kemampuannya menjaga stamina, meski telah menjalani latihan yang menguras tenaga. Rahasianya adalah jamur cordyceps.
Jamur yang juga disebut dengan Cordyceps sinensis ini merupakan jamur yang tumbuh liar di daerah barat daya Cina. Dalam bahasa Cina, tumbuhan tersebut dinamakan Dong Chong Yia Cao atau winter warm summer grass, yang berarti herbal musim dingin dengan kehangatan musim panas.
Cordyceps secara tradisional diolah dengan cara direbus dengan daging bebek dan rempah-rempah lainnya. Air rebusannya kemudian diminum atau dijadikan sup.
Selain lezat, sup ini juga penuh khasiat. llmu pengobatan tradisional Cina menganjurkan konsumsi jamur ini untuk menguatkan stamina dan tenaga, serta meningkatkan fungsi seksual.
Mengutip Quentin Chen yang juga mempelajari dan meneliti jamur ini sejak beberapa tahun lalu, di Cina permintaan akan cordyceps ini selalu meningkat setiap tahunnya. Apalagi setelah beberapa fakta medis mengungkapkan bahwa keberhasilan para atlet Cina meraih prestasi tertinggi salah satunya karena konsumsi jamur jenis ini.
Menurut peraih gelar doktor medis Barat sekaligus pengobatan tradisional Cina dari Sydney University clan WIT University Melbourne ini, penelitian yang dilakukan terhadap kelompok lansia, orang biasa, serta para atlet menunjukkan adanya peningkatan ketahanan dan kemampuan aerobik, serta metabolisme tubuh, setelah mereka mengonsumsi suplemen cordyceps.
Berbeda dengan kafein atau ephedrine, mycelia cordyceps tidak merangsang susunan saraf pusat. "Energi yang dihasilkan berasal dari metabolisme oksigen. Penelitian terhadap atlet pria menunjukkan peningkatan suplai oksigen dari jantung ke otot serta mengurangi kadar asam laktat, sehingga energi lebih banyak dihasilkan," kata Quentin.
Wujiaseng dan Lingzhi
Selain jamur cordyceps, bahan alami lain yang biasa dimanfaatkan bangsa Tiongkok untuk menjaga stamina adalah herba bernama Eleutherococcus senticosis (wujiaseng atau ciwuja dalam bahasa Cina) dengan bahan aktif ciwujianosides. Herba ini termasuk spesies kecil, semak berkayu dalam keluarga asli Araliaceae yang hidup di daratan Cina. Kemampuannya diidentikkan dengan gingseng.
Tiga bahan aktif di dalam wujiaseng, yakni ginsenosides, eleutherosides, dan ciwujianosides merupakan komponen utama yang disebutkan dapat memberikan efek antistres. Dengan demikian, dapat membantu atlet meningkatkan stamina serta mengurangi rasa letih, sehingga disimpulkan dapat meningkatkan performa dan stamina.
Jamur Lingzhi
Jamur lingzhi, dalam buku pengobatan Tiongkok kuno dijuluki "Jamur dewa" dan menempatkannya pada peringkat pertama di antara seluruh bahan obat yang dikenal saat itu (baik dari golongan hewan, tumbuhan, maupun bahan lainnya). Lingzhi (nama lainnya reishi) aman dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak-anak, bahkan wanita hamil, dalam kondisi sehat maupun sakit.
Secara garis besar terdapat enam jenis lingzhi yang dibedakan berdasar warnanya, yaitu lingzhi merah (berkhasiat terutama untuk gangguan kesehatan yang berkaitan dengan organ jantung dan pembuluh darah), ungu (untuk gangguan yang berkaitan dengan persendian), hijau (untuk lever), putih (untuk paru-paru dan kulit), kuning (untuk limpa), hitam (untuk ginjal dan otak).
Lingzhi juga memiliki aroma khas (langu dalam bahasa Jawa), sisi atas payung berwarna merah mengilat, semakin ke tepi warnanya semakin muda. Tepinya berwarna putih, begitu juga sisi bawahnya.
Meski setiap jenis memiliki khasiat utama pada organ yang berbeda, secara umum semua jenis lingzhi berfungsi sebagai adaptogen yang mampu menormalkan berbagai gangguan fungsi tubuh. Kemampuannya memperbaiki baiki sirkulasi darah ikut meningkatkan kandungan oksigen dalam sel.
Kadar oksigen yang tinggi inilah yang menjadikan tubuh tetap segar berstamina. Jamur ini juga sering dimanfaatkan untuk melawan kanker.
Taichi dan Chikung Bisa Juga
Selain memanfatkan khasiat herba, orang Cina juga pintar mengolahraga dan jiwa dalam menjaga stamina, di antaranya taichi dan chikung. Sebuah studi klinis di Amerika melaporkan, senam taichi mampu memberikan energi alami yang membuat tubuh tetap bugar sehingga stamina selalu prima.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Traditional Therapy, November lalu, diungkapkan bahwa efek positif taichi terasa meski baru latihan sehari. Latihan taichi dinilai mampu membantu menjaga keseimbangan dan ketenangan, setelah melakukan gerakan sederhana selama 8 minggu.
Taichi juga terbukti meningkatkan kerja organ, bernapas lebih baik, penderita insomnia bisa tidur lebih mudah, mengurangi stres, dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi situasi sulit. Akibat langsung dari taichi adalah meningkatkan kekuatan, stamina, dan kelenturan.
Latihan chikung juga dinilai mampu memberikan sekaligus mengoptimalkan kemampuan tubuh. Seperti dijelaskan penggiat ilmu kesehatan Timur dari Bandung, Sunjaya Tanujaya, latihan chikung memanfaatkan energi chi, di dunia Barat disebut bioelektrik.
Stamina menurun dan penyakit akan datang bila metabolisme chi terganggu. Chikung mampu mengembalikan keseimbangan chi agar sistem pencernaan, pernapasan, sendi, dan peredaran darah kembali normal, sehingga stamina bisa optimal.
Sumber: Senior
0 Response to "MENGENAL CARA MENDONGKRAK STAMINA DARI TIONGKOK"
Post a Comment