Sebagian besar ibu hamil tentu mengharapkan buah hatinya lahir secara normal. Selain dinilai lebih natural, wanita yang menjalani persalinan normal juga terhindar dari risiko yang diakibatkan oleh operasi. Namun, nggak banyak wanita yang tahu tentang adanya prosedur yang mengharuskan kulit dan otot Miss V-nya digunting saat menjalani persalinan normal.
Digunting?? Wah, kok seram, ya!
Ya, prosedur ini memang menjadi salah satu hal yang banyak ditakuti oleh para ibu hamil menjelang proses persalinannya. Bayangan akan rasa sakit yang tak terkira pada saat prosesnya pun setelahnya, menjadi kekhawatiran tersendiri. Para cewek, ibu hamil, maupun buatmu yang sudah mendekati proses persalinan, jangan takut berlebihan. Baiknya kamu simak dulu ulasan Hipwee Wedding tentang prosedur tersebut berikut ini.
Prosedur ini disebut episiotomi, yakni melakukan sayatan pada bagian jaringan otot antara
Miss V dan anus (perineum)
Episiotomi dilakukan untuk mempercepat proses persalinan dengan memperlebar jalan lahir serta mencegah terjadinya robekan perineum spontan yang lebih besar dan berantakan pada saat proses persalinan normal. Robekan spontan yang terjadi dikhawatirkan mencapai lubang anus. Selain itu juga berisiko kurang optimal dalam perawatannya, risiko infeksi, dan penyembuhan yang lebih lama. Lain halnya jika dilakukan episiotomi, maka robekan yang sengaja dibuat ini bisa lebih terkontrol. Sayatannya akan memiliki tepi yang halus sehingga apabila dilakukan penjahitan, maka bisa rapi kembali dengan penyembuhan yang lebih cepat.
Namun kekurangannya, ada kemungkinan terjadi sayatan yang meluas hingga ke anus jika nggak dilakukan dengan benar. Selain itu, kemungkinan nyeri setelah melahirkan pun saat berhubungan intim juga nggak bisa dihindarkan. Untuk melakukannya, biasanya dokter akan memberikan anestesi lokal untuk menghilangkan nyeri. Dokter kemudian akan membuat sayatan yang kemudian akan dijahit setelah bayi lahir.
Kapan episiotomi diperlukan? Beberapa hal ini menjadi pertimbangan dokter untuk melakukan operasi penyayatan perineum saat persalinan normal…
Dahulu, prosedur ini hampir selalu dilakukan di setiap persalinan normal. Proses ini dianggap bermanfaat untuk mencegah melebarnya robekan Miss V, juga menjaga agar kandung kemih dan rektum tetap berada di tempatnya setelah bayi lahir. Namun sekarang, episiotomi hanya direkomendasikan untuk kasus-kasus tertentu saja dengan tujuan untuk memperlebar pembukaan Miss V sehingga bayi lebih mudah keluar. Adapun dokter merasa perlu untuk melakukan episiotomi jika:
- Gawat janin; bayi perlu dilahirkan secepat mungkin karena nggak mendapat cukup oksigen, seperti denyut jantung yang nggak stabil.
- Ukuran bayi sangat besar, sehingga dibutuhkan jalan keluar yang lebih lebar untuk mengeluarkan bayi.
- Bayi berada pada posisi yang nggak seharusnya, posisi melintang atau sungsang misalnya.
- Kemungkinan untuk terjadi robekan perineum spontan yang besar dan parah.
- Proses persalinan akan dibantu dengan menggunakan alat forceps atau vakum, sehingga episiotomi perlu dilakukan untuk memperlebar jalan keluarnya bayi.
- Kondisi ibu yang sudah terlalu lelah dan nggak kuat lagi mengejan.
- Sang ibu memiliki kondisi kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung misalnya.
- Lalu, adakah tindakan pencegahan yang bisa dilakukan agar pada proses melahirkan nanti terhindar dari episotomi?
Saat proses persalinan, kulit perineum memang bisa merenggang dengan baik, tapi bisa juga robek tanpa kita sadari. Nah, untuk menghindari episiotomi, maka selama kehamilan dan proses persalinannya wanita hamil dapat melakukan beberapa hal berikut ini:
- Melakukan latihan pernapasan dan meniup. Hal ini diperlukan agar proses keluarnya bayi bisa berjalan perlahan-lahan, sehingga memungkinkan otot dan kulit perineum untuk melebar tanpa robek.
- Melakukan senam kegel.
- Menggunakan teknik pijatan perineum minggu sebelum proses persalinan secara rutin dua kali seminggu dengan memasukkan satu atau dua jari (bersih) ke dalam Miss V, kemudian menekannya ke arah perineum secara perlahan. Lakukan terapi ini pada usia kehamilan setidaknya 35 minggu.
- Mengonsumsi makanan yang bernutrisi, karena pada umumnya kondisi tubuh dan kulit yang sehat menyebabkan kulit perineum menjadi lebih elastis.
- Kompres daerah perineum dengan air hangat selama menunggu proses persalinan (menunggu bukaannya lengkap).
- Mendorong bayi atau mengejan secara terkontrol sesuai dengan tingkatan pembukaan jalan lahir tanpa memaksa.
Meski banyak wanita yang menginginkan persalinannya normal tanpa hambatan, namun kondisi saat prosesnya bisa berubah seketika. Mari saling dukung sesama wanita untuk tetap tenang dan berpikiran positif selama proses persalinan. Episiotomi mungkin menyakitkan, namun terkadang memang dibutuhkan demi buah hati agar lahir dengan selamat dan ibu pun sehat.
0 Response to "Sayatan Episiotomi di Kulit Miss V Saat Melahirkan Normal"
Post a Comment